ESTER (Adam Malik) A1C1 11 002
Sebelum kita membahas tentang ester, maka hal yang
mendasar perlu diketaui adalah terkait dengan reaksi-reaksi dasar pada reaksi
kimia organik. Berikut reaksi dasar pada reaksi kimia organik :
Tipe Reaksi Organik
Reaksi-reaksi senyawa organik digolongkan dalam beberapa
tipe, yaitu:
1. Reaksi substitusi
a. Reaksi substitusi nukleofilik unimolekuler (SN1)
b. Reaksi substitusi nukleofilik bimolekuler (SN2)
c. Reaksi substitusi nukleofilik internal (SNi)
d. Reaksi substitusi elektrofilik (SE)
2. Reaksi adisi
a. Reaksi anti adisi
b. Reaksi sin adisi
3. Reaksi eliminasi
a. Reaksi eliminasi (eliminasi 1,1)
b. Reaksi eliminasi (eliminasi 1,2)
4. Reaksi penataan ulang (rearrangement)
5. Reaksi radikal.
A. Pengertian Ester
Senyawa yang
termasuk alikil alkanoat atau ester (RCO2R’) dapat dianggap sebagai
turunan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH,
dan pada sebuah ester hidrogen pada gugus ini digantikan dengan sebuah gugus hidrokarbon
dari berbagai jenis. Gugus ini bisa berupa gugus alkil seperti metil atau etil,
atau gugus yang mengandung sebuah cincin benzen seperti fenil.
B.
Tata
Nama Ester
Sesuai denga
namanya, menurut IUPAC cara memberi nama senyawa ini adalah dimulai dengan
menyebutkan gugus alikilnya (R’) diikuti dengan gugus karboksilatnya (RCOO).
Contoh ester umum – etil etanoat
Ester yang paling umum dibahas adalah etil etanoat. Pada ester ini, gugus -COOH
telah digantikan dengan sebuah gugus etil. Rumus struktur untuk etil etanoat
adalah sebagai berikut:
Perhatikan bahwa ester diberi
nama berlawanan dengan urutan penulisan rumus strukturnya. Kata
"etanoat" berasal dari asam etanoat, sedangkan "etil"
berasal dari gugus etil pada ujungnya.
Contoh ester yang lain
Pada masing-masing contoh
berikut, pastikan bahwa kita bisa memahami bagaimana hubungan antara nama dan rumus molekulnya.
C. Sifat dan Kegunaan Ester
Senyawa
ester dengan massa molekul rendah umumnya tidak berwarna, berwujud cair pada
suhu kamar, mudah menguap, tidak larut dalam air, dan memiliki bau yang sedap.
Karena baunya yang sedap ester sering digunakan sebagai essens buatan yang
beraroma buah-buahan, contoh etil etanoat (essens pisang) dan etil butanoat
(essens strawberry). Ester juga sering digunakan pada industri parfum,sabun dan
industri minuman.
D. Pembuatan
ester
·
Pembuatan ester menggunakan asam karboksilat
Metode ini
bisa digunakan untuk mengubah alkohol menjadi ester, tetapi metode ini tidak berlaku
bagi fenol – senyawa dimana gugus -OH terikat langsung pada sebuah cincin
benzen. Fenol bereaksi dengan asam karboksilat dengan sangat lambat sehingga
reaksi tidak bisa digunakan untuk tujuan pembuatan.
o
Sifat
kimiawi reaksi
Ester dihasilkan apabila asam
karboksilat dipanaskan bersama alkohol dengan bantuan katalis asam. Katalis ini
biasanya asam sulfat pekat. Gas hidrogen klorida kering terkadang digunakan,
tetapi penggunaannya cenderung melibatkan ester-ester aromatik (ester dimana
asam karboksilat mengandung sebuah cincin benzen).
Reaksi pengesteran (esterifikasi)
berjalan lambat dan dapat balik (reversibel). Persamaan untuk reaksi antara
asam RCOOH dengan alkohol R’OH (dimana R dan R’ bisa sama atau berbda) adalah
sebagai berikut:
Jadi, misalnya, jika anda membuat
etil etanoat dari asam etanoat dan etanol, maka persamaan reaksinya akan
menjadi:
o Melangsungkan reaksi
Dalam
skala tabung uji
Asam karboksilat dan alkohol sering
dipanaskan bersama disertai dengan beberapa tetes asam sulfat pekat untuk
mengamati bau ester yang terbentuk.
Untuk melangsungkan reaksi dalam
skala tabung uji, semua zat (asam karboksilat, alkohol dan asam sulfat pekat)
yang dalam jumlah kecil dipanaskan di sebuah tabung uji yang berada di atas
sebuah penangas air panas selama beberapa menit.
Karena reaksi berlangsung lambat dan
dapat balik (reversibel), ester yang terbentuk tidak banyak. Bau khas ester
seringkali tertutupi atau terganggu oleh bau asam karboksilat. Sebuah cara
sederhana untuk mendeteksi bau ester adalah dengan menaburkan campuran reaksi
ke dalam sejumlah air di sebuah gelas kimia kecil.
Terkecuali ester-ester yang sangat
kecil, semua ester cukup tidak larut dalam air dan cenderung membentuk sebuah
lapisan tipis pada permukaan. Asam dan alkohol yang berlebih akan larut dan
terpisah di bawah lapisan ester.
Ester-ester kecil seperti
pelarut-pelarut organik sederhana memiliki bau yang mirip dengan
pelarut-pelarut organik (etil etanoat merupakan sebuah pelarut yang umum
misalnya pada lem).
Semakin besar ester, maka aromanya
cenderung lebih ke arah perasa buah buatan – misalnya “buah pir”.
Dalam
skala yang lebih besar
Jika anda ingin membuat sampel
sebuah ester yang cukup besar, maka metode yang digunakan tergantung pada
(sampai tingkatan tertentu) besarnya ester. Ester-ester kecil terbentuk lebih
cepat dibanding ester yang lebih besar.
Untuk membuat sebuah ester kecil
seperti etil etanoat, anda bisa memanaskan secara perlahan sebuah campuran
antara asam metanoat dan etanol dengan bantuan katalis asam sulfat pekat, dan
memisahkan ester melalui distilasi sesaat setelah terbentuk.
Ini dapat mencegah terjadinya reaksi
balik. Pemisahan dengan distilasi ini dapat dilakukan dengan baik karena ester
memiliki titik didih yang paling rendah diantara semua zat yang ada. Ester
merupakan satu-satunya zat dalam campuran yang tidak membentuk ikatan hidrogen,
sehingga memiliki gaya antar-molekul yang paling lemah.
Ester-ester yang lebih besar
cenderung terbentuk lebih lambat. Dalam hal ini, mungkin diperlukan untuk memanaskan
campuran reaksi di bawah refluks selama beberapa waktu untuk menghasilkan
sebuah campuran kesetimbangan. Ester bisa dipisahkan dari asam karboksilat,
alkohol, air dan asam sulfat dalam campuran dengan metode distilasi fraksional.